Festival Musik Woodstock: Berawal Dengan Damai, Berakhir dengan Kericuhan

Festival Musik Woodstock: Berawal Dengan Damai, Berakhir dengan Kericuhan – Dikala 4 orang pebisnis asal New York menyudahi buat membuat suatu pergelaran musik dengan rancangan“ alakadarnya” selaku pemodalan bidang usaha semata, bisa jadi mereka tidak hendak berpikir kegiatan itu hendak memiliki akibat besar dalam adat terkenal Amerika serta dunia. Kegiatan yang diselenggarakan awal kali pada tahun 1969 itu bernama Woodstock Pergelaran.

Festival Musik Woodstock: Berawal Dengan Damai, Berakhir dengan Kericuhan

Baca Juga : Festival Musik Woodstock Masih Dirindukan Hingga Saat Ini

w00tstock – Jika kalian menjajaki kemajuan serta asal usul bumi musik, kalian tentu ketahui pergelaran itu dikira selaku pergelaran musik sangat hebat pada masanya. Konsernya saja berjalan sepanjang 3 hari beruntun, mulai dari bertepatan pada 15 Agustus hingga 17 Agustus 1969, serta menunjukkan puluhan musisi kediaman. Sebagian penampil di konser Woodstock kesatu itu di antara lain merupakan Jimi Hendrix, Janis Joplin, serta The World Health Organization.

Suasana dikala digelarnya pergelaran musik Woodstock lumayan menarik. Pada era itu penguasa Amerika Serikat tengah melancarkan gempuran tentara ke Vietnam. Kelakuan itu amat dikritik banyak orang, paling utama para warga berumur belia yang membutuhkan independensi.

Dengan situasi semacam itu, Pergelaran Woodstock menawarkan rancangan“ love and peace” ataupun“ cinta serta perdamaian” selaku jargon kuncinya. Pasti saja perihal itu jadi korban yang sempurna buat banyak orang yang membutuhkan tempat pelarian dari realitas kalau situasi di Amerika Serikat pada durasi itu lagi rancu balau.

Tidak disangka- sangka, jumlah penonton yang muncul melewati jumlah ditaksir awal mulanya. Dari perkiraan dini yang cuma dekat 50. 000 orang, kesimpulannya jumlah penonton yang tiba mendobrak nilai lebih dari 200. 000 orang. Perihal itu terjalin bukan cuma sebab barisan musisi populer yang memuat acaranya, tetapi pula sebab pada dikala itu jargon love and peace jadi energi raih tertentu.

Tetapi di balik alibi cinta serta perdamaian yang dinaikan di Woodstock, nyatanya situasi di alun- alun tidak sedamai yang orang bayangkan. Sebagian bulan saat sebelum konser diawali, masyarakat dekat posisi konser melancarkan keluhan. Mereka menyangkal kedatangan penonton Woodstock yang kebanyakan merupakan kalangan hippie– segerombol orang yang mensupport keseluruhan rancangan“ perdamaian” dengan metode apa juga, tercantum pemakaian narkoba. Ingin tidak ingin, Woodstock wajib memindahkan posisi dini yang bertempat di Wallkill ke wilayah pedesaan Bethel, New York.

Bukan cuma tertabrak permasalahan peralatan, nyatanya pandangan fasilitas penonton juga hadapi hambatan. Sebab membludaknya jumlah penonton, sarana semacam air free serta kamar kecil jadi permasalahan. Buat memperoleh air free, penonton wajib berkenan mengantri dekat separuh jam. Serupa perihalnya dengan para penonton yang kebelet campakkan desakan, mereka wajib jujur menunggu hingga penonton lain berakhir menunaikan“ bisnisnya”. Hadehhhh.

Tetapi sehabis konser berakhir, permasalahan itu tidak membatasi keberhasilan Pergelaran Woodstock. Plusnya lagi, konser itu menjelma jadi kejadian tertentu buat angkatan 60- an serta 70- an.

Merujuk pada keberhasilan konser perdananya, kesimpulannya Woodstock juga diselenggarakan lagi di tahun 1979 dengan rancangan yang nyaris mendekati dengan gelaran pertamanya. Pastinya, rancangan selebrasi love and peace sedang dinaikan di gelaran keduanya ini. Tetapi sedikit berlainan dengan gelaran Woodstock awal yang diadakan di zona alam terbuka, Woodstock 1979 dihelat di Madison Square Garden, New York, yang notabenenya merupakan tempat pementasan di dalam ruangan.

Buat memperingati 25 tahun dari Pergelaran Woodstock diselenggarakan awal kali, konser ini diadakan kembali pada tahun 1994 di Saugerties, New York. Tetapi rancangan“ love and peace” yang senantiasa dijunjung besar oleh Woodstock di tiap acaranya kurang berjalan dengan mudah di konser yang ketiganya ini. Banyak permasalahan yang mencuat kala acaranya berjalan, tidak tahu itu permasalahan cuaca ataupun dari pihak penampil serta penontonnya. Bisa jadi salah satu kelakuan hebat yang bertentangan dengan rancangan love and peace terjalin dikala Green Day tampak.

Selaku band yang mengangkat jenis musik punk rock, Green Day sering menunjukkan kelakuan pentas yang nyeleneh serta berandalan. Kelakuan itu pula“ berhasil” mereka hadirkan dikala tampak di hari ketiga Woodstock 1994.

Dikala itu hujan turun amat kencang, menimbulkan zona penonton dipadati dengan lumpur. Sebagian penonton juga terkesan merasa tidak aman dengan situasi itu. Memandang situasi itu, Billie Joe si vokalis Green Day mengompori penonton buat melontarkan lumpur ke pentas. Tiba- tiba saja, para penonton mengikuti instruksi Billie, mengganti kondisi jadi tidak teratasi.

Terdapat satu titik kala Billie Joe berteriak ke penonton,“ Ini bukan cinta serta rukun, ini kekacauan!” Kesimpulannya Green Day wajib berkenan menuntaskan performa mereka dengan terdesak sebab pentas telah dipadati oleh lumpur serta penonton yang terus menjadi buas.

Green Day selaku band punk rock awal yang memperoleh kontrak major merek jadi salah satu band yang tidak lagi menyuarakan cinta serta perdamaian ke para pendengarnya. Dengan konten musik semacam itu, perihal itu jadi bumerang buat Woodstock yang berupaya loyal dengan jargon love and peace. Jadi alami saja jika kesimpulannya pergelaran selesai cekcok.

Tetapi aksi yang dicoba Green Day sesungguhnya sedang berargumen, mengenang gaya musik di kala itu dipadati oleh musik berjudul makar serta perlawanan. Tipe- tipe musik semacam grunge, punk, serta logam jadi kesukaan untuk mayoritas orang. Serta biasanya, musik- musik itu berisikan tenaga berlebih dibanding musik- musik yang muncul di 2 dasawarsa tadinya.

Di tahun 1999, Woodstock kembali diadakan. Tetapi sedihnya, ini terakhir kalinya Pergelaran Woodstock diadakan dengan cara sah. Sebabnya sebab sangat banyak permasalahan yang mencuat dikala kegiatan berjalan. Mulai dari permasalahan klasik semacam keterbatasan peralatan serta sarana, hingga dengan kekacauan dampingi penonton.

Kejadian semacam perkosaan serta penghancuran juga nahasnya terjalin di Woodstock 1999. Kejadian itu terjalin dikala band Limp Bizkit serta Red Hot Chili Peppers lagi tampak. Tetapi hingga hari ini pemicu kejadian itu sedang diperdebatkan. Terdapat yang bilang kelakuan itu terjalin sebab dampak musik yang evokatif dari para penampil, terdapat pula yang ngotot pihak penonton kurang dapat mengatur diri.

Meski Woodstock 1999 jadi gelaran sah terakhir, di tahun 2009 Woodstock kembali diselenggarakan dengan rancangan yang berlainan. Woodstock 2009 lebih terkesan selaku reuni buat para musisi serta penonton yang muncul di gelaran awal mulanya pada tahun 1969. Mereka sedang yakin kepada rancangan cinta serta perdamaian yang sepatutnya lalu tertancap di tiap gelaran Woodstock.