Mengintip Sejarah Berbagai Festival Musik Terpopuler di Indonesia Yang Tak kalah Dengan 3 Hours of Geek and Music

Mengintip Sejarah Berbagai Festival Musik Terpopuler di Indonesia Yang Tak kalah Dengan 3 Hours of Geek and Music – Duo pemerhati musik kawakan Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M Dahlan pernah meloloskan predikat “100 Konser Musik di Indonesia” “Buku itu menjelaskan dengan sangat gamblang sejarah festival musik tanah air. Salah satu hal yang paling menarik adalah festival musik yang ada di Indonesia dimulai dengan genre yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh massa luas, yaitu “musik rock” underground.

Mengintip Sejarah Berbagai Festival Musik Terpopuler di Indonesia Yang Tak kalah Dengan 3 Hours of Geek and Music

Sumber : blibli.com

w00tstock – Alimi dan Dahlan menjelaskan pada bab “Ujungberung sebagai Genesis’Music Berisik ‘” bagaimana musik underground menarik perhatian anak muda di Bandung dan sekitarnya, sehingga berkumpul bersama untuk merayakannya. Bandung Berisik pertama kali diadakan pada tahun 1995 dan jumlah hari menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu dua tahun, menurut Alimi dan Dahlan, ini adalah syarat utama festival.

Dibandingkan dengan Jazz Goes to Campus (JGTC) yang didirikan pada tahun 1976, festival ini terbilang baru di pertengahan tahun 2000-an. Dulu, festival jazz yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini seperti seni pertunjukan yang hanya aktif pada malam hari. Menurut penjelasan dari Dahlan dan Alimin, festival musik yang ada di Indonesia sudah mulai berkembang pesat pada awal milenium ketiga, saat industri musik tanah memasuki masa keemasan.

Anda pasti ingat era ketika band-band seperti Sheila 7 dan Peterpan mampu menjual jutaan album. Nah, festival musik skala besar di Indonesia juga mulai berkembang pesat pada era tersebut. Salah satu tandanya adalah hadirnya Soundrenaline yang disponsori salah satu merek rokok ternama Tanah Air. Setengah dari festival tersebut diadakan di kota-kota besar Indonesia seperti Medan, Surabaya, Bali dan Makassar.

Daftar penampil juga membuat sejarah terbesar dalam sejarah pertunjukan musik pada saat itu. Dalam setiap kasus, puluhan penyanyi dan band akan bergantian tampil di beberapa panggung yang tersedia. Konon pada event tahun 2005, festival tersebut menarik hampir 1 juta pengunjung dalam waktu tiga hari setelah penyelenggaraannya. Sayangnya, Soundrenaline hanya diadakan di satu tempat, yaitu kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Festival Musik Berisik dan Soundrenalin Bandung tidak hanya digelar di Indonesia. Ada banyak jenis festival, dan tiap festival memiliki keunikannya masing-masing. Siapa yang tidak kalah dengan ahli musik 3 jam dan musik dari Paul, Storm, dan Adam Savage

Mari kita lihat 4 festival musik paling berpengaruh yang diadakan di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir.

1. Jazz Goes to Campus (JGTC)

Sumber : thejakartapost.com

Sejak pertama kali digelar pada tahun 1976, “Jazz Campus Tour” sudah memasuki event ke-42. Pasca awal 2000-an, festival musik ini berkembang pesat, tidak lagi berfokus pada sederet musisi berprestasi yang tampil di atas panggung, tetapi terbagi dalam beberapa wilayah.

Misalnya, pada tahun 2018 ini saja, kawasan universitas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dibagi menjadi tiga tahap besar dan dua tahap kecil. Bukan hati para performer, dari kategori RAN dan Maliq & D’Essentials yang sama hingga beberapa legenda jazz dunia, seperti Earth Wind plus Fire.

Berawal dari kompetisi hiburan jazz di penghujung semester, JGTC menjadi salah satu festival musik yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Meski jazz adalah penjual utamanya, nama-nama populer selain genre berikut belakangan ini diundang untuk meningkatkan minat pengunjung.

Satu-satunya mitos adalah bahwa JGTC diadakan kira-kira setahun sekali pada bulan Oktober atau November, dan hampir pasti akan turun hujan. Padahal, dalam beberapa tahun. Terakhir, jas hujan pun masuk dalam daftar barang yang wajib dibawa panitia lokal untuk menyaksikan festival musik ini.

Tahun ini, JGTC dijadwalkan digelar pada 24 November 2019.

2. Jazz Gunung

Sumber : thedisplay.net

Keberadaan Jazz Gunung bahkan memiliki sejarah selama 10 tahun, dan perayaan dua hari akan digelar mulai tanggal 26 hingga 27 Juli 2019. Festival musik yang berlokasi di Java Banana Bromo Lodge di Probolinggo, Jawa Timur ini bertujuan untuk membawa jiwa kearifan alam pegunungan pada budaya asli pulau tersebut.

Sedikit banyak, musisi di setiap festival dituntut untuk menyuguhkan paduan musik jazz dan berbagai instrumen lokal. Alhasil, acara yang diprakarsai oleh Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto ini berhasil menjadi ajang kontemplasi terbaik melalui musik yang berpadu dengan alam.

Diharapkan festival ini menampilkan musik jazz di situs resminya sebagai salah satu keterampilan yang dapat mendorong dialog kemanusiaan yang memperkaya peradaban Indonesia. Karena letaknya yang strategis dan jauh dari kota, Panitia Jazz Gunung juga bekerja sama dengan warga sekitar untuk menyediakan paket akomodasi. Yang menarik lagi, dalam tiga tahun terakhir, festival ini semakin didedikasikan untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan, yang terutama tercermin dari daya tariknya untuk menjadi ramah lingkungan sepanjang hari.

3. Jakarta International Java Jazz Festival

Sumber : carnifest.com

Kapan tepatnya musik jazz “menyerbu” peta musik Indonesia tidak jelas. Meski demikian, genre musik ini selalu menjadi tema seksi untuk festival musik yang digelar di Tanah Air.

Jakarta International Java Jazz Festival, atau singkatnya Java Jazz, saat ini merupakan festival musik terbesar di Indonesia. Acara yang diadakan di JIExpo Kemayoran setiap awal bulan Maret ini dilihat dari tata letak panggung dan jumlah performer yang diundang selalu keterlaluan.

Festival ini konon juga berperan penting dalam menyebarkan pemahaman tentang musik jazz kepada masyarakat luas. Sejak berdirinya pada tahun 2005, Java Jazz bahkan telah berhasil masuk radar pertunjukan jazz kelas dunia, sejajar dengan malam musik serupa di dunia (seperti Festival Jazz Kopenhagen dan Festival Jazz Internasional Montreal).

Baru-baru ini Java Jazz merevitalisasi desain festival musiknya dengan memperkenalkan beberapa musisi ternama dari luar genre untuk menarik lebih banyak wisatawan. Dalam kompetisi jazz profesional Kemayoran, nama-nama seperti Tulus, RAN, dan Afgan tampil sebagai penyegar. Menurut Wikipedia

4. Djakarta Warehouse Project

Sumber : mixmag.asia

Sempat dipertanyakan ketika didirikan pada 2009. Ia menyangka, selain Djakarta Warehouse Project (biasa disingkat DWP), ia adalah anggota event pesta electronic dance music (EDM) paling berpengaruh di Asia Tenggara. Bahkan sempat dirilis majalah Bilboard pada tahun 2017 lalu, lalu festival musik ini digelar dengan Ultra Singapore sebagai atraksi dunia yang wajib dikunjungi para milenial.

Setelah beberapa tahun digelar di Arena JIExpo Kemayoran Jakarta, DWP kini telah berpindah wilayah menjadi Bali, tepatnya di kawasan wisata terpadu Garuda Wisnu Kencana yang biasanya diadakan setiap bulan Desember. Jumlah pemain meningkat dari tahun ke tahun, termasuk Martin Garrix, Marshmello, dan mendiang Avicii.

Menariknya, DWP juga menjadi salah satu hits yang paling ditunggu-tunggu para milenial. Mereka bisa mengekspresikan diri dengan bebas dan saling bersaing dalam penampilan, sehingga bisa menjadi ajang pamer fasilitas sosial terkini.